News & Article

Informasi

BERKREASI DENGAN BAHAN DAUR ULANG

Para santri PPM KH. MAS MANSUR Wanasari telah menunjukkan dedikasi dan kerja keras mereka dalam menciptakan busana yang kreatif  Mereka telah menghabiskan waktu dan usaha untuk mempelajari teknik-teknik pembuatan busana serta menggali inspirasi untuk menciptakan desain yang unik. Acara fashion show ini juga menjadi ajang bagi para santri untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam berlenggak-lenggok di karpet merah serta mengekspresikan karakter dari setiap desain busana yang mereka kenakan. Dengan diselenggarakannya acara Karya Fashion Show ini, PPM KH. MAS MANSUR Wanasari berharap dapat memberikan pengalaman dan wadah bagi santri untuk mengembangkan bakat dan minat mereka di bidang tata busana serta memperkenalkan potensi kreatif mereka kepada masyarakat. Kegiatan diakhiri meriah dengan kehadiran seluruh santri dan pembagian hadiah. PPM KH. MAS MANSUR Wanasari menggelar acara Karya Peringati Isra Mi’raj dengan fashion show bertema “Berkreasi Dengan Bahan Daur Ulang” yang diselenggarakan di halaman Asrama Banat. Acara ini melibatkan seluruh santri keterampilan tata busana dalam menampilkan karya-karya terbaik mereka. Fashion show yang digelar merupakan bagian dari rangkaian kegiatan untuk menampilkan hasil karya dan kemampuan kreativitas santri dalam merancang dan membuat busana. Dengan tema Berkreasi Dengan Bahan Daur Ulang, para siswa menghadirkan beragam desain busana yang terinspirasi dari barang-barang yang sudah tidak terpakai bahkan ada juga yang menggunakan dengan dedaunan.

Informasi

STUDY TOUR SMP MBS WANASARI – BREBES 2025

STUDY TOUR SMP MBS WANASARI – BREBES 2025 Study tour merupakan bagian dari metode pembelajaran, yang berusaha memberikan pengetahuan yang komprehensif kepada para siswa tentang sesuatu hal. Study Tour adalah kegiatan di luar kelas yang betujuan untuk mempelajari proses yang  sebenarnya, tentang orang dan objek. Study tour  diadakan  karena kebutuhan siswa untuk mendapatkan pengalaman dari luar sekolah. Hal tersebut diadakan karena tidak mungkin  menghadirkan / memanfaatkan setiap peristiwa kedalam kelas untuk dipelajari dan diamati. Siswa kelas 8 SMP Mbs Wanasari pada hari Senin (06/01) melaksanakan kegiatan study tour ke Surabaya – Malang yang akan dilaksanakan selama 2 hari. Sebelum memulai kegiatan study tour, pada hari Senin pukul 06.00 WIB, para santri berkumpul di lapangan sekolah untuk mendengarkan sedikit pesan dari Ustadz Muhammad Fatikh Alaudin, S.Pd selaku Kepala Sekolah. Beliau menyampaikan beberapa peraturan yang harus dipenuhi oleh para santri selama mengikuti kegiatan study tour, seperti tepat waktu dan kooperatif dalam mengikuti rangkaian kegiatan. Beliau juga mengingatkan agar para santri tetap bisa menjaga kesehatan dan menyerap segala informasi yang akan disampikan. Gambar : Surabaya Zoo Setelah para santri terbagi dan masuk ke dalam bus masing-masing, kegiatan study tour dimulai dengan singgah di Mekar Sari Ngawi. Hari pertama tujuan Kota Surabaya yaitu Objek Wisata Kebun Binatang Surabaya Zoo dan dilanjutkan bermalam di Surabaya Suites Hotel sebelum esok paginya mengunjungi beberapa objek wisata di Malang lainnya seperti Jatim Park 1 dan Museum Angkutan. Di hari Terakhir para siswa diajak berkeliling di Museum Angkutan dan bersenang ria di Brodway (Our Daily Big Show) dan mampir ke Kirangan Pusat Oleh-oleh khas Malang sebelum akhirnya pada pukul 21.00 WIB rombongan siswa kelas 8 SMP Mbs Wanasari kembali melanjutkan perjalanan pulang menuju Brebes. Pada kegiatan ini untuk santri harus bisa menyusun laporan teks LHO (laporan hasil observasi).Harapan dengan kegiatan ini salah satunya untuk mengajarkan santri berinteraksi langsung pada lingkungan sebagai sumber belajar, membawa santri dan ustadz/ustadzah untuk berekreasi sambil mencari ilmu, serta mengajarkan santri untuk mengenal lebih dekat tentang alam dan kebudayaan Indonesia serta pekembangan teknologi. Gambar : Jatim Park 1  

Informasi

PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH (PKKS) TAHUN 2024 SMA MBS WANASARI

Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS) dilaksanakan pada 24 Desember 2024, PKKS merupakan kegiatan rutin tiap tahunan yang dilakukan untuk menilai kinerja kepala sekolah yang dilakukan oleh pihak yang berwenang. Pihak yang berwenang itu merupakan dinas pendidikan yang diutus langsung oleh Provinsi Sumatera Barat. Tujuan dari PKKS ini adalah untuk memastikan bahwa kepala sekolah dapat melakasanakan tugas dan tanggung jawab secara optimal. Instumen Penilaian PKKS memiliki beberapa standar yang harus terlaksana tiap tahunnya, berikut merupakan standar yang dinilai meliputi : Standar Manajerial, Strandar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian Pendidikan, Standar GTK, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiyaan, SIM Sekolah, Pengembangan Kewirausahaan, Supervisi dan Tugas Tambahan. Adapun tujuan diadakannya Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS) yang dilaksanakan oleh pengawas SMA Sudindik yaitu untuk memperoleh data tentang pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab kepala sekolah dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajerial dan supervisi/pengawasan pada sekolah yang dipimpinnya. Memperoleh data hasil pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pemimpin sekolah. Menentukan kualitas kerja Kepala Sekolah sebagai dasar dalam promosi dan penghargaan yang diberikan kepadanya. Menentukan program peningkatan kemampuan profesional Kepala Sekolah dalam konteks peningkatan mutu pendidikan pada sekolah yang dipimpinnya dan menentukan program umpan balik bagi peningkatan dan pengembangan diri dan karyanya dalam konteks pengembangan karir dan profesinya.

Informasi

ASEP PURNAMA BAKHTIAR TEKANKAN PENTINGNYA MENYIAPKAN KADER MUHAMMADIYAH MELALUI PONDOK PESANTREN

Wanasari, Anggota Dewan Pakar Lembaga Pengembangan Pesantren Muhammadiyah (LPPM) PP Muhammadiyah, H. Asep Purnama Bahtiar, S.Ag., M.Si., mengunjungi Pesantren Muhammadiyah KH. Mas Mansur Wanasari (MBS Wanasari) di Jalan Jalan PG. Banjaratma km. 1 Rt. 14 Rw. 07  Klampok Kec. Wanasari Kab. Brebes 52252 , pada Senin, 18 November 2024. Kunjungan ini merupakan bagian dari rihlahnya ke sejumlah pesantren Muhammadiyah di Kabupaten Brebes. Kehadiran H. Asep didampingi oleh Ketua LPPM Kabupaten Brebes, Ust. Hendi Sudono, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Wanasari (PCM) Drs. H. Imam Sugiharto, M.Pd, serta jajaran pengurus PDM Brebes, H. Khaeruddin (Sekretaris), H. Adi Basuki (Bendahara), ketua Majlis Dikdasmen & PNF Cabang Muhammadiyah Wanasari, Drs. H. Yunus Anis, Ketua LPPM PCM Wanasari Bambang Sugiharto, S.H.IMudir Ust. Hendi Sudono, Wakil Mudir Ust. Muhammad Al Haddad, para asatidz, dan karyawan Pesantren Muhammadiyah KH. Mas Mansur Wanasari (MBS Wanasari). Dalam sambutannya, H. Asep Purnama Bahtiar, S.Ag., M.Si.,menyampaikan bahwa Pesantren Muhammadiyah KH. Mas Mansur (MBS Wanasari)  telah memenuhi sembilan standar pendidikan yang ditetapkan untuk pesantren Muhammadiyah dan berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitasnya di bawah koordinasi LPPM. Dalam kunjungannya, beliau memberikan kuliah umum interaktif dengan tema pembinaan pondok pesantren di lingkungan Muhammadiyah. Kuliah umum ini menyoroti pesan penting dari pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, terkait masa depan pendidikan Muhammadiyah. Beliau menekankan Kembali pesan KH Ahmad Dahlan bahwa Muhammadiyah di masa depan akan sangat berbeda dengan Muhammadiyah saat ini. KH Dahlan mendorong generasi muda untuk mengejar pendidikan tinggi, menjadi dokter, master, dan kemudian kembali mengabdi kepada Muhammadiyah. “Pesan KH Dahlan sangat relevan dengan kondisi saat ini. Beliau ingin generasi muda Muhammadiyah menjadi pemimpin di berbagai bidang,” ujar Asep Purnama Bahtiar. Lebih lanjut, Asep menjelaskan bahwa tujuan utama pendirian lembaga pendidikan oleh KH Dahlan adalah untuk menyiapkan generasi penerus yang berkualitas. Tidak hanya aspek intelektual yang diperhatikan, namun juga aspek spiritual. Dalam menyiapkan generasi tidak hanya berasal dari aspek ideologis saja, namun juga aspek biologis dianggap sangat penting dalam menyiapkan generasi yang unggul. Dalam kesempatan yang sama, Asep juga menyoroti asal-usul nama pesantren yang diambil dari bahasa Sansekerta. Penggunaan bahasa Sansekerta dalam pendidikan Hindu zaman dahulu menunjukkan bahwa Muhammadiyah terbuka terhadap berbagai sumber ilmu pengetahuan, termasuk dari peradaban lain. Kuliah umum ini mendapat sambutan positif dari para santri dan pengurus pondok pesantren yang dihadiri oleh unsur PDM Brebes, PCM Wanasari, Mudir/Direktur Pesantren. Mereka merasa terinspirasi dan semakin termotivasi untuk berkontribusi bagi kemajuan Muhammadiyah.

Informasi

PIMPINAN MBS WANASARI IKUTI DIKSUSPALA MUHAMMADIYAH 2024

PIMPINAN MBS WANASARI IKUTI DIKSUSPALA MUHAMMADIYAH 2024 Gambar : Peserta Diksuspala Kabupaten Brebes   Kepala sekolah SMP MBS Wanasari dan SMA MBS Wanasari mengikuti kegiatan Pendidikan Khusus Kepala Sekolah atau Diksuspala Muhammadiyah Region Jawa Tengah 5 tahun 2024. Kegiatan tersebut diadakan oleh Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan PNF Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada Kamis hingga Ahad (7-10 November 2024) yang bertempat di Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan tersebut diikuti oleh 202 kepala sekolah dan madrasah Muhammadiyah se Jawa Tengah region 5 yang terdiri dari beberapa kabupaten seperti Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, Kota Tegal, dan kabupaten/kota lainnya. Diksuspala Region Jawa Tengah 5 yang dilaksanakan selama 4 hari ini bertajuk “Transformasi Pendidikan Muhammadiyah” yang bertujuan untuk membekali dan meningkatan kompetensi kepala sekolah dan madrasah dalam berbagai aspek pendidikan seperti kebijakan pendidikan dasar menengah dan non formal, penguatan al islam dan peneguhan ideologi Muhammadiyah, penjaminan mutu sekolah, hingga digitalisasi pendidikan. Dalam acara pembukaan Diksuspala Region Jawa Tengah 5, co-pilot Diksuspala Bambang Kusmiyanto menyampaikan bahwa dengan adanya kegiatan ini diharapkan kepala sekolah dan madrasah Muhammadiyah dapat berdampak bagi sekolah atau madrasahnya. “Semoga melalui kegiatan kepala sekolah dan madrasah Muhammadiyah dapat mengembangkan dan memajukan sekolah dan madrasah Muhammadiyah,” paparnya. Masih dalam sambutannya, Bambang Kusmiyanto juga berharap adanya pertumbuhan yang signifikan bagi sekolah dan madrasah Muhammadiyah dalam hal kuantitas siswa. “Melalui kegiatan ini pula diharapkan adanya kenaikan jumlah siswa bagi sekolah dan madrasah Muhammadiyah kedepannya,”sambungnya. Acara Diksuspala Region Jawa Tengah 5 ini dibuka oleh Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Iwan Junaedi. Sebelum dibuka Iwan menyampaikan sambutannya kepada seluruh peserta Diksuspala. Iwan menyampaikan bahwa kegiatan ini memiliki tujuan untuk dicapai. “Diksuspala ini memiliki tujuan yang terukur untuk dicapai seperti bagaimana sekolah mampu menaikkan jumlah siswanya sehingga mampu menjadi salah satu kriteria menuju sekolah unggul,” ujarnya. Iwan menambahkan bahwa selain memberikan materi terkait strategi menaikkan jumlah siswa, ia juga menyampaikan bahwa ideologi Muhammadiyah sangat penting agar tujuan yang dicapai oleh sekolah dan madrasah harus sejalan dengan tujuan Muhammadiyah.   Gambar : Fatikh (KS SMP MBS Wanasari) saat diminta berbagi pengalaman memimpin sekolah   Sementara itu, Fatikh Muhammad Alaudin selaku Kepala SMP MBS Wanasari yang juga merupakan peserta Diksuspala menyampaikan betapa pentingnya kegiatan ini bagi kepala sekolah dan madrasah Muhammadiyah. “Saya sampaikan apresiasi kepada Majelis dikdasmen dan PNF PP Muhammadiyah atas terselenggaranya kegiatan Diksuspala ini. Kegiatan ini merupakan bentuk ikhtiar Muhammadiyah dalam rangka menyiapkan sekolah serta kepala sekolah Muhammadiyah yang unggul dan berkemajuan,”ujarnya. Kegiatan Diksuspala ditutup pada hari Ahad, 10 November 2024. Dalam kegiatan penutupan tersebut, diumumkan tentang kelulusan kepala sekolah dan madrasah dari Diksuspala. Selain itu, dalam kegiatan penutupan panitia Diksuspala juga memberikan apresiasi bagi peserta yang berprestasi selama mengikuti kegiatan Diksuspala.

Informasi

ASTS 1 SMP MUHAMMADIYAH BOARDING SCHOOL WANASARI 2024

Hari ini Senin 14 Oktober 2024, SMP Mbs Wanasari melanjutkan Asesmen Sumatif Tengah Semester 1 (ASTS 1) untuk tahun ajaran 2024 yang sempat tertunda karna ada beberapa faktor diantaranya kegiatan jam kbm yang sangat padat. Kegiatan ini merupakan langkah penting dalam mengevaluasi tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan selama satu semester. Kami berharap semua santri SMP Mbs Wanasari dapat menunjukkan kemampuan terbaik mereka selama pelaksanaan ASTS 1 ini. Dengan kerja keras dan persiapan yang matang, kami yakin siswa akan meraih hasil yang memuaskan.

Informasi

PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA P5 “SUARA DEMOKRASI” PEMILIHAN KETUA IPM MASA BAKTI 2024/2025

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak yang sama untuk pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara ikut serta baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, adat dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara. Demokrasi juga merupakan seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan beserta praktik dan prosedurnya. (https://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi). Contoh kongkret dalam pengambilan keputusan dalam demokrasi antara lain pemilihan wakil rakyat yang menduduki jabatan tertentu misalnya pemilihan anggota DPR, Presiden, Gubernur, Bupati, Camat, hingga Kepala Desa. SMP Mbs Wanasari sebagai salah satu sekolah yang menerapkan kurikulum merdeka telah melaksanakan pembelajaran dan serangkaian kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) berkaitan dengan implementasi kurikulum merdeka di SMP Mbs Wanasari. Dalam kurikulum merdeka dirancang projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5), salah satu temanya adalah Suara Demokrasi. Dalam kegiatan P5 ini siswa diajak untuk melaksanakan demokrasi yaitu Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) untuk masa bakti 2024/2025. Kegiatan ini diselenggarakan di lapangan dan aula sekolah SMP Mbs Wanasari.   Adapun beberapa tahapan yang dilalui pada kegiatan P5 tema “Suara Demokrasi” adalah:   Pengenalan Pada tahapan ini guru sebagai fasilitator mengenalkan kepada siswa tentang pengertian demokrasi, tujuan demokrasi serta penerapan demokrasi di sekolah.   Kontekstual Siswa didampingi guru pembimbing merencanakan pelaksanaan pemilihan ketua IPM mulai dari penjaringan dan menetapkan bakal calon yang sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh panitia, serta penyampaian visi misi calon ketua dan wakil ketua IPM. Penyampaian visi misi dan debat  calon ketua dan wakil ketua IPM telah dilaksanakan pada hari Rabu, 2 Oktober 2024 dengan tertib, aman, dan lancar. Para kandidat memaparkan visi misinya dengan sangat baik dihadapan Panelis, guru, dan para simpatisan masing-masing.   Aksi Pada tahap aksi siswa dan guru melakukan secara nyata pemilihan ketua IPM dan wakilnya hingga perhitugan suara. Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua IPM telah dilaksanakan secara demokratis pada hari Rabu, 2 Oktober 2024. Pemungutan dan perhitungan suara telah diikuti oleh Kepala Sekolah, Guru, dan seluruh siswa SMP Mbs Wanasari.   Refleksi Tindak Lanjut Tahapan terakhir pada kegiatan ini adalah refleksi dan tidak lanjut. Pada tahap ini nantinya akan dilakukan pelantikan dan serah terima pengurus IPM antara yang lama dan baru. Dengan kegiatan tersebut diharapkan para siswa dapat memahami bagaimana proses penerapan demokrasi dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Hasil akhir pada pemilihan ketua dan wakil IPM SMP Mbs Wanasari sudah dilaksanakan, dimenangkan oleh kandidat calon nomor 6 yaitu Hasna Aeni Asiria dan Syafa Dea Alifia Semoga ketua dan wakil ketua IPM yg sudah terpilih bisa menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dan bisa berkerja sama untuk mewujudkan dan menjalankan program IPM dengan lebih baik lagi, juga bisa menjadi teladan & contoh yg baik bagi Siswa/i SMP SMP Mbs Wanasari.  

Informasi

PERTANAL 2024 (Perkemahan Tamu Pengenal)

Kegiatan perkemahan PERTANAL ( Perkemahan Penerimaan Tamu Pengenal dan Kenaikan Tingkat Pandu Penghela TM 1 dan TM 2 Tahun 2024) yang diselenggarakan oleh MBS Wanasari  (SMP-SMA Mbs Wanasari) di Pondok Pesantren Muhammadiyah Kh. Mas Mansur, Klampok, Wanasari, Brebes berjalan dengan lancar. Perkemahan PERTANAL Kepanduan HW (Hizbul Wathan) yang dihelat Mbs Wanasari pada Jumat-Minggu, 27-29 September 2024 ini bertujuan untuk menempa kedisiplinan, mandiri dan bertanggung jawab guna membentuk generasi berkemajuan melalui Hizbul Wathan. Adapun tema yang diusung pada perkemahan Perkemahan PERTANAL Kepanduan HW (Hizbul Wathan) “Bersama Menuju Generasi Robbani” Kegiatan ini diikuti seluruh semua santri Smp-Sma Mbs Wanasari kelas 7, 8, dan 9, 10, 11, sert 12 yang berjumlah Peserta Putra : 119 Orang Dan Peserta Putri : 126 Orang jadi keselurahan ada 245 Peserta. Perkemahan tersebut merupakan agenda rutin setiap tahun dari sekolah. Ketua Panitia Pelaksanaan Perkemahan PERTANAL Kepanduan HW (Hizbul Wathan), Khobirur Reza Tusabih mengatakan, perkemahan Pandu Ceria Hizbul Wathan memang sengaja dilaksanakan setelah kegiatan ujian. “Selain melatih kedisiplinan, mandiri dan bertanggung jawab, juga memupuk jiwa kepemimpinan. Hal ini selaras dengan undang-undang pandu HW,” tuturnya. Reza melanjutkan, berbagai materi diberikan pada kegiatan perkemahan. Mulai materi-materi, halang rintang, team work, eksplorasi alam, sampai pergelaran seni. “Ini semua tidak lain merupakan implementasi dari pendidikan karakter untuk pemantapan ideologi Muhammadiyah,” terangnya. Sucipto, selaku Pembina Hizbul Wathan menambahkan, kegiatan seperti ini sangat penting untuk memberi pengalaman kemandirian. Dengan begitu, nantinya sangat berguna bagi siswa manakala sudah terjun di masyarakat. “Kami yakin perkemahan ini akan menjadi pengalaman yang sangat berharga dan semoga melalui kegiatan ini akan tercipta generasi Islam yang tangguh dalam menghadapi setiap tantangan,” imbuhnya. Sementara itu,  Mudir PPM. Kh Mas Mansur, Ust. Hendi Sudono menuturkan, dirinya sangat mendukung berbagai kegiatan yang inovatif dan kreatif untuk mencetak generasi muslim berkemajuan. “Kami salut pada santri MBS, walau jauh dari rumah, tapi mereka tampak bersemangat mengikuti setiap rangkaian kegiatan dengan baik. kalian adalah generasi hebat untuk kemajuan peradaban,” tuturnya. “Kami juga mengucapkan terima kasih kepada para dewan astadid dan para pembina HW yang selalu mendampingi anak-anak tanpa kenal lelah dan mengemas acara dengan menarik sehingga menyenangkan,” tandasnya.

Informasi

Pondok pesantren dalam memperjuangkan kemerdekaan indonesia

Perjuangan kemerdekaan Indonesia bukan hanya dilakukan oleh para pejuang bersenjata di medan perang, tetapi juga oleh para ulama dan santri di pondok pesantren yang turut mengambil peran penting dalam melawan penjajah. Pondok pesantren, sebagai pusat pendidikan dan penyebaran Islam, telah lama menjadi tempat berkumpulnya pemikiran, perlawanan, dan semangat kebangsaan. Peran pesantren dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia sering kali terlupakan, namun sejarah mencatat bahwa pesantren tidak hanya fokus pada pendidikan agama, tetapi juga aktif dalam perlawanan fisik dan diplomasi melawan penjajah. Artikel ini akan mengulas bagaimana pondok pesantren, melalui tokoh-tokoh ulama dan santrinya, berperan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, serta warisan perjuangan tersebut yang masih terus berlanjut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini. 1. Peran Ulama dan Pesantren dalam Melawan Penjajah Sejak awal kedatangan penjajah, para ulama di pesantren sudah menolak keberadaan mereka yang dianggap sebagai ancaman bagi kedaulatan Islam dan bangsa. Pesantren menjadi basis perlawanan, di mana para kiai dan santri tidak hanya menyebarkan ajaran agama, tetapi juga menyebarkan semangat anti-kolonialisme. Di berbagai daerah, pesantren menjadi tempat berkumpulnya para pejuang yang siap melawan kekuatan kolonial, baik secara fisik maupun ideologis. Ulama seperti KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), dan KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, merupakan contoh tokoh pesantren yang memiliki peran besar dalam membangkitkan semangat kebangsaan dan perjuangan. Mereka tidak hanya mengajarkan agama, tetapi juga menanamkan cinta tanah air dan semangat perlawanan terhadap penjajah. Pesantren-pesantren di Jawa, Sumatera, dan berbagai daerah lainnya menjadi pusat pergerakan nasional yang menginspirasi perlawanan terhadap kolonialisme. 2. Pondok Pesantren sebagai Basis Pendidikan Nasionalisme Selain terlibat dalam perlawanan fisik, pondok pesantren juga berperan sebagai pusat pendidikan nasionalisme dan patriotisme. Di pesantren, para santri diajarkan tentang pentingnya mempertahankan kedaulatan bangsa dan melawan segala bentuk penindasan. Para kiai menanamkan pemahaman bahwa membela tanah air adalah bagian dari jihad, dan kemerdekaan adalah hak setiap bangsa yang harus diperjuangkan. Pendidikan ini tidak hanya dilakukan melalui pengajaran agama, tetapi juga melalui berbagai diskusi dan kegiatan sosial yang menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Para santri diajarkan untuk berperan aktif dalam masyarakat dan berjuang demi kemerdekaan bangsa. Dengan demikian, pesantren menjadi lembaga yang tidak hanya melahirkan ulama, tetapi juga pejuang-pejuang yang siap berkorban demi kemerdekaan. 3. Kontribusi Pesantren dalam Diplomasi Kemerdekaan Selain peran dalam perlawanan fisik, pesantren dan ulama juga berperan dalam diplomasi kemerdekaan. Para ulama sering kali menjadi mediator antara pihak pejuang dan pemerintah kolonial, menggunakan posisi mereka yang dihormati oleh masyarakat untuk menyuarakan kepentingan bangsa. Mereka juga berpartisipasi dalam berbagai forum politik dan diplomasi untuk memastikan bahwa suara rakyat Indonesia didengar di kancah internasional. Misalnya, banyak ulama yang turut serta dalam membentuk lembaga-lembaga politik yang memperjuangkan kemerdekaan, seperti Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) yang didirikan pada 1937. Lembaga ini berfungsi sebagai wadah persatuan umat Islam dalam melawan penjajah dan menjadi salah satu pilar perjuangan diplomasi di era penjajahan. Melalui lembaga-lembaga ini, pesantren ikut serta dalam memperjuangkan hak-hak bangsa Indonesia di mata dunia internasional. 4. Pesantren dan Semangat Gotong Royong dalam Perjuangan Kemerdekaan Nilai-nilai gotong royong yang diajarkan di pondok pesantren menjadi salah satu faktor yang memperkuat perlawanan rakyat terhadap penjajah. Di pesantren, santri dilatih untuk hidup dalam kebersamaan, saling membantu, dan mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan individu. Nilai-nilai inilah yang kemudian diimplementasikan dalam strategi perjuangan kemerdekaan, di mana masyarakat bersatu padu melawan penjajah tanpa memandang latar belakang sosial atau agama. Pesantren juga menjadi tempat perlindungan bagi para pejuang kemerdekaan. Banyak pesantren yang menjadi basis logistik dan tempat persembunyian bagi para pejuang, memberikan dukungan moral dan material untuk perlawanan. Kiai dan santri dengan penuh semangat menyediakan kebutuhan makanan, pakaian, dan peralatan lain untuk mendukung gerakan kemerdekaan. 5. Warisan Pesantren dalam Mempertahankan Kemerdekaan Setelah Indonesia merdeka, peran pesantren dalam mempertahankan kemerdekaan dan membangun bangsa tidak berkurang. Pesantren terus menjadi pusat pendidikan yang mencetak generasi penerus bangsa yang berintegritas, cinta tanah air, dan berkomitmen menjaga kedaulatan Indonesia. Pesantren juga aktif dalam menjaga perdamaian dan merawat nilai-nilai kebangsaan, memastikan bahwa semangat perjuangan tidak luntur di kalangan generasi muda. Para ulama dan pesantren juga berperan dalam proses nation-building dengan mengajarkan nilai-nilai Pancasila, kebhinekaan, dan persatuan. Pesantren menjadi lembaga yang terus menjaga moral dan etika bangsa di tengah tantangan modernisasi dan globalisasi, memastikan bahwa Indonesia tetap berdiri kokoh sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. Kesimpulan Perjuangan kemerdekaan Indonesia tidak bisa dipisahkan dari peran pondok pesantren. Sebagai lembaga yang tidak hanya mengajarkan agama tetapi juga semangat kebangsaan, pesantren telah melahirkan banyak pejuang, pemimpin, dan tokoh bangsa yang berperan penting dalam melawan penjajah dan memperjuangkan kemerdekaan. Baik melalui perlawanan fisik, diplomasi, maupun pendidikan, pondok pesantren telah memberikan kontribusi yang luar biasa dalam perjalanan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan. Warisan perjuangan ini masih hidup hingga saat ini, di mana pesantren terus menjadi pusat pendidikan moral dan nasionalisme yang mencetak generasi penerus yang siap mempertahankan kemerdekaan dan membangun Indonesia di masa depan. Pondok pesantren adalah salah satu pilar penting dalam sejarah perjuangan bangsa, yang keberadaannya akan terus relevan dalam menjaga kedaulatan dan integritas Indonesia sebagai negara merdeka.

Informasi

Pilar penting untuk membangun generasi berkarakter

Pondok pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang telah memainkan peran penting dalam membentuk karakter dan moral bangsa. Sejak berdirinya, pesantren telah menjadi bagian integral dari sistem pendidikan nasional dan terus berkontribusi dalam pembangunan generasi yang berakhlak, berpengetahuan, dan memiliki daya saing. Di tengah pesatnya perkembangan pendidikan formal dan teknologi, pesantren tidak kehilangan relevansinya, melainkan justru semakin diakui dalam kancah pendidikan nasional. Pendidikan di pondok pesantren memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari pendidikan formal lainnya. Fokus utamanya pada pendidikan agama, namun pesantren modern juga menawarkan pendidikan umum yang berintegrasi dengan nilai-nilai spiritual Islam. Artikel ini akan membahas bagaimana pendidikan pondok pesantren telah dan terus berperan penting dalam skala nasional. 1. Pesantren sebagai Penjaga Nilai-Nilai Moral dan Spiritual Salah satu kekuatan utama pondok pesantren adalah kemampuannya dalam menjaga dan menyebarkan nilai-nilai moral dan spiritual Islam. Dalam kancah nasional, di mana globalisasi dan modernisasi membawa dampak pada nilai-nilai budaya dan agama, pesantren tetap menjadi benteng dalam menjaga integritas moral bangsa. Di tengah maraknya arus informasi dan budaya asing, pesantren berfungsi sebagai tempat pendidikan yang mampu membekali generasi muda dengan pondasi agama yang kuat. Santri dididik untuk memahami ajaran agama secara mendalam dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pesantren tidak hanya mencetak lulusan yang cerdas secara intelektual, tetapi juga berkarakter mulia dan memiliki etika yang baik. 2. Kontribusi Besar dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan di pesantren telah lama diakui sebagai salah satu kontributor penting dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Dalam kancah nasional, pesantren menghasilkan lulusan-lulusan yang berperan aktif di berbagai sektor, termasuk pemerintahan, pendidikan, ekonomi, dan dakwah. Pesantren membentuk individu-individu yang siap bekerja keras, disiplin, dan memiliki rasa tanggung jawab sosial yang tinggi. Pesantren juga telah membuktikan bahwa mereka mampu melahirkan pemimpin-pemimpin nasional yang memiliki integritas tinggi. Banyak tokoh nasional, termasuk ulama, akademisi, dan pejabat publik, merupakan lulusan pesantren. Hal ini menunjukkan bahwa pesantren mampu mencetak generasi yang tidak hanya paham agama, tetapi juga memiliki kemampuan untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa. 3. Pendidikan Berbasis Karakter dan Kemandirian Pesantren tidak hanya memberikan pendidikan akademis dan agama, tetapi juga sangat fokus pada pengembangan karakter dan kemandirian santri. Santri di pesantren dibina untuk menjadi individu yang mandiri, disiplin, dan bertanggung jawab. Kehidupan di dalam asrama, dengan jadwal yang ketat dan aturan yang jelas, melatih santri untuk mengelola waktu, mengambil tanggung jawab pribadi, dan mengembangkan kedewasaan emosional. Karakter ini sangat penting dalam menghadapi tantangan masa depan, di mana tidak hanya keterampilan intelektual yang dibutuhkan, tetapi juga integritas, kedisiplinan, dan kemampuan untuk menghadapi tekanan. Pesantren mempersiapkan santri untuk menjadi individu yang kuat dalam menghadapi dunia yang semakin kompleks dan kompetitif. 4. Integrasi Pendidikan Agama dan Umum dalam Pesantren Modern Salah satu perkembangan signifikan dalam sistem pesantren di Indonesia adalah integrasi antara pendidikan agama dan pendidikan umum. Banyak pesantren modern kini tidak hanya mengajarkan ilmu agama seperti tafsir, hadis, dan fiqh, tetapi juga mata pelajaran umum seperti matematika, sains, teknologi, dan bahasa asing. Hal ini memungkinkan lulusan pesantren untuk bersaing secara akademis dengan lulusan sekolah umum, sambil tetap menjaga nilai-nilai agama yang mereka pelajari. Pesantren modern ini juga sering kali mengadopsi kurikulum nasional yang disertai dengan program ekstrakurikuler yang memperkaya wawasan santri, baik di bidang sains, teknologi, maupun kewirausahaan. Dengan demikian, pesantren tidak hanya melahirkan lulusan yang religius, tetapi juga cerdas secara akademis dan siap untuk bersaing di dunia kerja. 5. Peran Pesantren dalam Membangun Toleransi dan Kebhinekaan Pesantren, sebagai lembaga pendidikan berbasis Islam, juga berperan penting dalam membangun toleransi dan kebhinekaan di Indonesia. Pesantren mengajarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin, yang mendorong santri untuk bersikap terbuka, menghargai perbedaan, dan menjunjung tinggi prinsip persaudaraan. Dalam konteks kancah nasional, di mana keberagaman budaya dan agama sangat kaya, pesantren berfungsi sebagai jembatan untuk memperkuat toleransi antarumat beragama. Dengan pendidikan agama yang moderat dan inklusif, pesantren berperan dalam mempromosikan kedamaian dan kerukunan di tengah masyarakat. Pesantren mengajarkan pentingnya menghargai perbedaan, baik di dalam komunitas Muslim maupun di antara masyarakat dari berbagai latar belakang agama. Hal ini sangat penting dalam menjaga keutuhan bangsa di tengah tantangan globalisasi yang sering kali membawa ideologi-ideologi ekstrem. 6. Menyediakan Akses Pendidikan untuk Masyarakat Kurang Mampu Dalam kancah nasional, pondok pesantren juga dikenal sebagai lembaga pendidikan yang memberikan akses kepada masyarakat kurang mampu. Banyak pesantren yang menawarkan pendidikan dengan biaya yang terjangkau, bahkan gratis, bagi santri dari keluarga kurang mampu. Ini menjadi salah satu kontribusi terbesar pesantren dalam membantu pemerataan pendidikan di Indonesia, khususnya di daerah pedesaan atau terpencil. Dengan menyediakan akses pendidikan yang berkualitas bagi semua lapisan masyarakat, pesantren turut serta dalam mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pendidikan. Pesantren memberi kesempatan kepada anak-anak dari berbagai latar belakang sosial untuk memperoleh pendidikan yang layak dan memiliki masa depan yang lebih baik. 7. Pondok Pesantren sebagai Pusat Inovasi Kewirausahaan Pondok pesantren juga telah berperan dalam mendorong inovasi dan kewirausahaan di kalangan santri. Beberapa pesantren di Indonesia kini telah mengembangkan program-program kewirausahaan yang bertujuan untuk membekali santri dengan keterampilan praktis. Pesantren membangun unit usaha seperti koperasi, pertanian, perikanan, dan usaha kecil lainnya yang dikelola oleh santri dan pengurus pesantren. Kegiatan kewirausahaan ini membantu santri mengembangkan jiwa mandiri dan keterampilan yang dapat mereka gunakan di masa depan. Selain itu, program ini juga berkontribusi pada perekonomian lokal dan nasional. Pesantren yang berfokus pada kewirausahaan menjadi contoh bagaimana lembaga pendidikan tradisional dapat berperan dalam pembangunan ekonomi nasional. Kesimpulan Pendidikan pondok pesantren dalam kancah nasional memiliki peran yang sangat vital dalam membentuk karakter, moral, dan intelektual generasi muda Indonesia. Pesantren tidak hanya menjadi benteng pendidikan agama, tetapi juga berkontribusi dalam pengembangan sumber daya manusia yang unggul dan siap bersaing di era modern. Dengan integrasi pendidikan agama dan umum, pesantren mampu mencetak generasi yang tidak hanya religius, tetapi juga kompeten di berbagai bidang ilmu pengetahuan dan keterampilan. Sebagai lembaga yang inklusif, pesantren memberikan akses pendidikan yang luas bagi masyarakat kurang mampu dan berperan dalam menciptakan keadilan sosial di Indonesia. Lebih dari itu, pesantren juga menjadi pusat pengembangan toleransi, kebhinekaan, dan kewirausahaan, yang menjadikannya sebagai lembaga pendidikan yang relevan dan strategis dalam membangun masa depan bangsa di tengah tantangan globalisasi.

Scroll to Top